Sabtu, 13 September 2014
materi 6 klas 10 sem 1
GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA
Gerakan Pembaharuan islam di indonesia lahir karena adanya kegelisahan para tokoh muslim dalam memandang kondisi umat islam. diantaranya organisasi yang dibentuk :
1. Sumatra Thawalib berdiri tahun 1900 an merupakan organisasi yang didirikan oleh para santri surau jembatan besi, sebuah lembaga pendidikan yang cukup berpengaruh di minangkabau, diantara tokohnya adalah Syaikh Djamil Djambek, H. Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Karim Amrulloh (Haji Rosul)
materi 5 klas 10 sem 1
PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI, INDIA DAN PAKISTAN
GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI
Dari sejarah
pembaharuan Turki selanjutnya didapati tiga orientasi gerakan yang berbeda:
1. 1. Tradisionalis, yang kukuh dengan ide Islamisme dan
perlu tegaknya pemerintahan Islam. Tokoh utamanya adalah Mehmed Akif (1870-1938
M),
2.
2. Nasionalis, yang mengembangkan ide pan-Turkisme yang
bercita-cita tegaknya negara Turki yang memiliki identitas kultural otentik
yang khas dan berbeda dari masyarakat lainnya. Tokoh sayap gerakan ini adalah
Zia Gokalp (1875-1924 M),
3.
“Modernis”,
yang bereaksi terhadap kelompok tradisionalis dengan mengusung Islam rasional
yang akrab dengan ide-ide Barat. Mereka menyerukan perlunya masyarakat Turki
mengambil pola Barat bagi kemajuan negerinyaDalam banyak hal ketiga aliran ini memiliki perbedaan pandangan yang khas. Dalam soal institusi kenegaraan misalnya, kaum tradisionalis melihat perlunya negara Islam yang menerapkan hukum-hukum Tuhan. Kaum modernis justru menganjurkan pemisahan antara agama dan negara. Sementara kaum nasionalis lebih melihat pada urgensitas langkah yang dapat mereduksi peran mahkamah syari’ah di bawah Syaikh al-Islam yang terlampau berlebihan
GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDIA DAN PAKISTAN
Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan
berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW melalui Fatimah dan Ali
dan dia dilahirkan di Delhi pada tahun 1817 M. Nenek dari Sayyaid Ahmad Khan
adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istanah pada zaman Alamaghir II (
1754-1759 ) dan dia sejak kecil mengenyang didikan tradisional dalam wilayah
pengetahuan Agama dan belajar bahasa Arab dan juga pula belajar bahasa Persia.
Ia adalah sesosok orang yang gemar membaca buku dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan dia ketika berumur belasan tahun dia bekerja pada serikat India
Timur. Bekerja pula sebagai Hakim, tetapi pada tahun 1846 ia kembali pulang
kekota kelahirannya Delhi.
Di kota inilah dia
gunakan waktunya dan kesempatannya untuk menimba ilmu serta bergaul dengan
tokoh – tokoh , pemuka Agama dan sekaligus mempelajari serta melihat
peninggalan – peninggalan kejayaan Islam, seperti Nawab Ahmad Baksh, Nawab
Mustafa Khan,Hakim Mahmud Khan, dan Nawab Aminuddin. Selama di Delhi Sayyid
Ahmad Khan memulai untuk mengarang yang mana karyanya yang pertama adalah Asar
As – Sanadid. Dan pada tahun 1855 dia pindah ( hijrah ) ke Bijnore, di tempat
ini pula dia tetap mengarang buku – buku penting mengenai Islam di India. Pada
tahun 1857 terjadi pemberontakan dan kekacauan di akibatkan politik di Delhi
yang menyebabkan timbulnya kekerasan (anarkis) terhadap penduduk India. Ketika
dia melihat keadaan masyarakat India kususnya Delhi, ia berfikir untuk
meninggalkan India menuju Mesir, tetapi dia sadar dan terketuk hatinya harus
memperjuangkan umat Islam India agar memjadi maju, maka ia berusaha mencegah
terjadinya kekerasan dan konflik, seta mejadi penolong orang Ingrish dari
pembunuha, hingga di beri gelar Sir,
tetapi ia menolaknya atas gelar yang di berikan tersebut. Pada tahun 1861 ia
mendirikan sekolah Inggris di Muradabad, dan pada tahun 1878 ia juga mendirikan
sekolah Mohammedan Angio Oriental College ( MAOC ) di Aligarh yang merupakan
karya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan perkembangan dan
kemajuan Islam di IndiaSyed Amir Ali
Syed Amir Ali (1849-1928) ialah sarjana Islam India dan menjadi pensyarah
di Universiti Muslim
Aligard . Sumbangan
beliau begitu bermakna bagi menentang kritikan orientalis barat terhadap Islam terutama isu poligami, perhambaan, hak asasi manusia, pendidikan Islam dan lain-lain Tulisan-tulisan
beliau begitu bermakna, mendalam dan berdasarkan kajian yang
konfrehensif.Beliau turut menandatangani Petisyen Quran 1906 dan menjadi pengasas Liga Muslim Seluruh
India dan sezaman
dengan Muhamad Iqbal.
Syed Amir Ali lahir pada 6 April
1849 di Cuttack , Orissa , India .Anak kelima kepada Syed Saadat Ali. Keluarga mereka pindah ke Calcutta dan ke Chinsura serta bergaul dengan
golongan elit di sana. Beliau menerima pendidikan yang disediakan oleh pihak
penjajah British.Mendapat ijazah di Universiti Calcutta tahun 1867 dan sarjana
jurusan Sejarah 1868. Seterusnya belajar undang-undang pada tahun 1869 dan
memulakan khidmat guaaman di Calcutta.
Beliau berhijrah ke London dan bergaul dengan golongan
elit di London dan menerima pemikiran liberal semasa. 1873 beliau berkhidmat
sebagai penguat di Mahkamah Tinggi
Calcutta setelah
kembali ke India.1874 beliau dilantik sebagai pensyarah di Universiti Calcutta,
India. Kemudian mengajar undang-undang Islam di Presidency College .1878 Syed
Amir Ali menyertai Majlis Perundangan
Bengal . 1880
melawat England selama setahun. 1883 menyertai Majlis Gabenor
Jeneral India dan menjadi profesor undang-undang di Universiti Calcutta 1881. 1877 mengasaskan
Pertubuhan Kebangsaan Muhamadan. Beliau adalah orang India pertama diterima
menyertai Privi Council dan menjadi Law Lord. 1910
mengasaskan masjid pertama di London dan menubuhkan Tabung Masjid
London dan sentiasa
berjuang bagi kepentingan kebajikan orang Islam di London. 1904 bersara dan
memutuskan untuk tinggal di England. Akhirnya beliau meninggal pada 4 Agustus
1928 di Sussex, England
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal
Muhammad
iqbal lahir di Sialkot dan melanjutkan studinya di Punjab sampai memperoleh
gelar MA. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis
yang mendorongnya melanjutkan studinya ke inggris. Pada tahun 1905 ia masuk
universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah
ke munic, jerman hingga memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang tasawwuf, dengan
disertainya The Development of Metafiphysics in Persia (perkembangan
metafisika di persia). Berbeda
dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad iqbal adalah penyair dan filosuf.
Tetapi pemikiranya tentang kemunduran umat islam dan kemajuan umat islam
mempunyai pengaruh yang sangat luas pada pembaharuan dalam islam.
Pemikiranya tentang
pembaharuan pemikiran dalam islam antara lain :
a)
Kemunduran umat
islam selama lima abad terakhir karena kebekuan dalam pemikiran
b)
Hukum islam sudah
dikatakan sudah statis. Menurutnya, hukum islam tidak bersifat statis, namun
dapat berubah sesuai situasi dan kondusi. Karena itu, ia berpendapat bahwa
pintu ijtihad tidak di tutup.
c)
Ajaran zuhud yang
terdapat adalah ajaran tasawwuf. Sifat zuhud adalah tasawwuf mengajarkan bahwa
perhatian umat islam harus dipusatkan kepada tuhan dan apa-apa yang berada
dibalik alam materi. Ajaran ini yang pada ikahirnya mengakibatkan umat islam
kurang persoalan dunia dan kemasyarakatan.
d)
Islam pada
hakikatnya mengajarkan dinamisme. Pada zaman klasik, islam sangat tampak
dinamis, karna adanya keyakinan dan system social yang dipusatkan pada Al-Qur’an.
e)
Al-Qur’an senantiasa
menganjurkan pemakaina akal dalam memahami ayat atau tanda yang ada dialam
semesta. Orang-orang yang tidak memahami tanda itu akan buta terhadap masa
depan.
f)
Dalam pemikiran
pembaharuan, barat bukan sebagai model. Ia menolak kapitalisme dan imprealisme
barat, tetapi menerima sosialisme. Ia melihat ada persamaan antara islam dan
sosialisme. Tetapi barat, menurutnya banyak dipengaruhi oleh matrealisme yang
telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil dari barat adalah sains dan
tekniloginya.
Sumber : http://auroragraf-hastutiks.blogspot.com/2013/06/gerakan-pembaharuan-islam-turki.html
http://amzamus.blogspot.com/2012/03/pembaharuan-islam-di-india-dan-pakistan.html
Materi 4 Klas 10 Sem 1
GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM MESIR
Latar Belakang Pembaharuan Islam di Mesir
Latar belakang sejarah Mesir secara historis
dapat kita lihat ketika Mesir berada pada kekuasaan Romawi di Timur dengan
Bizantium sebagai ibukotanya merupakan awal kebangkitan Mesir di abad
permulaaan Islam yang berkembang menjadi kota dan negara tujuan setiap orang.
Mesir menjadi sangat menarik pada masa kekuasaan Romawi tersebut karena ia
mempunyai potensi yang secara tradisional telah berakar di Mesir. Mesir menjadi
salah satu pusat peradaban Islam dan pernah dikuasai dinasti-dinasti kecil pada
zaman Bani Abbas, seperti Fatimiah (sampai tahun 567 H) yang mendirikan
Al-Azhar, dinasti Ayubiyah (567-648 H) yang terkenal dengan Perang Salib dan
perjanjian ramalah mengenai Palestina, Dinasti Mamluk (648-922 H) sampai
ditaklukan oleh Napoleon dan Turki Usmani.
Pada 2 Juni 1798 Napoleon Bonaparte melakukan pendaratan di
Alexandria sebagai tanda di mulainya ekspedisi Perancis di Mesir. Ekspedisi
yang merupakan rencana lama pemerintahan Louis XIV tentang penyerbuan ke Mesir
untuk menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah sehingga bisa memperluas kemenangan mereka ke arah Barat.
Ekspedisi Perancis tersebut berlangsung selama tiga tahun dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 1801.
Ekspedisi Napoleon di Mesir setidaknya menghasilkan tiga ide
baru yaitu :
1. Sistem pemerintahan republik yang
didalamnya kepala negara dipilih untuk waktu tertentu, tunduk kepada
undang-undang dasar dan bisa dijatuhkan oleh parlemen. Pada awal abad ke-20
istilah republik muncul terjemahannya yaitu jumhuriyyah yang artinya
orang banyak.
2. Ide persamaan (egalite)
artinya persamaan kedudukan dan turut sertanya rakyat dalam pemerintahan.
Napoleon mendirikan suatu badan terdiri dari ulama-ulama al-Azhar dan pemuka-pemuka
dunia dagang dari Kairo dan daerah-daerah sekitar. Tugas badan ini adalah
membuat undang-undang, memelihara ketertiban umum dan menjadi perantara antara
penguasa Perancis dan rakyat Mesir. Selain itu juga dibentuk Diwan al Ummah yang
dalam waktu tertentu mengadakan sidang untuk membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan nasional.
3. Ide kebangsaan. Dalam maklumat
Napoleon dinyatakan bahwa orang Perancis merupakan satu bangsa (nation) dan
bahwa kaum Mamluk adalah orang asing yang datang ke Mesir dari Caucacus
sehingga sekalipun mereka itu orang Islam tetapi berlainan dengan orang Mesir.
Ide-ide yang dibawa oleh Napoleon ke Mesir pada waktu itu
belum mempunyai pengaruh yang nyata bagi umat Islam Mesir. Walaupun demikian
ternyata ekspedisi Napoleon telah membuka mata umat Islam Mesir akan kelemahan
dan kemunduran mereka.
Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari
jalan untuk mengembangkan balance of power yang telah pincang dan
membahayakan Islam. Kontak Islam dengan Barat saat itu berlainan dengan kontak
Islam dengan Barat di periode klasik. Pada periode klasik, Islam berada pada
masa kejayaannya dan Barat sedang dalam kegelapan. Namun keadaan itu menjadi
terbalik, Islam sedang dalam kegelapan dan Barat semakin maju dan Islam yang
ingin belajar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikirannya bagaimanakah cara membuat umat Islam maju kembali seperti pada masa periode klasik. Usaha ke arah itu pun mulai dijalankan di kalangan umat Islam.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikirannya bagaimanakah cara membuat umat Islam maju kembali seperti pada masa periode klasik. Usaha ke arah itu pun mulai dijalankan di kalangan umat Islam.
Pemikiran pembaharuan di Mesir muncul dari tokoh-tokoh
pembaharu muslim di antaranya yang dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani
(1839-1897) dan Muhammad Abduh (1849-1905).
TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR
1. Muhammad Ali Pasya dengan
usahanya menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab.
2.
Al-Tahtawi yang
berpendapat bahwa penterjemahan buku-buku Barat ke dalam bahasa Arab penting,
agar umat Islam dapat mengetahui ilmu-ilmu yang membawa kemajuan Barat. Dia
juga aktif mengarang dan menerbitkan surat kabar resmi " الوقا ئع المصرية" dan
mendirikan majallah " روضة المدارس" yang bertujuan memajukan bahasa Arab dan menyebarkan
ilmu-ilmu pengetahuan modern kepada khalayak ramai. Dia berpendapat bahwa ulama
harus mengetahui ilmu-ilmu modern agar mereka dapat menyesuaikan syari’at
dengan kebutuhan-kebutuhan modern. Ini mengisyaratkan bahwa pintu ijtihad masih
terbuka, tapi dia belum berani mengatakan secara terang-terangan. Dia juga mencela paham fatalisme. Menurutnya, disamping orang harus percaya
pada qadha dan kadar Tuhan, ia harus berusaha
3.
Jamaluddin Al Afghani dengan usahanya mendirikan perkumpulan “Urwatul
Wusqo” . Pemikirannya : Islam adalah sesuai untuk semua bangsa, semua zaman
dan semua keadaan. Pintu ijtihad masih terbuka,
kemunduran Islam karena meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya. Paham qadha
dan kadar dirusak oleh paham fatalisme
yang membawa umat Islam pada keadaan statis, lemahnya rasa persaudaraan umat
Islam.
4.
Muhammad Abduh dengan pemikirannya bahwa,
kemunduran-kemunduran disebabkan oleh
paham jumud di kalangan umat Islam yaitu keadaan membeku, statis, tidak
ada perubahan, dan juga masuknya bid’ah dalam Islam yang membuat umat Islam
lupa akan ajaran Islam yang sebenarnya, pintu ijtihad perlu dibuka kembali,
memerangi taklid, merubah cara pandang/faham jumud/fatalisme menjadi faham dinamika
(kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan).
5.
Rasyid Ridha dengan usahanya menerbitkan
majalah “ Al Manar” yang bertujuan mengadakan pembaharuan dalam bidang
agama, sosial dan ekonomi, memberantas takhayul, bid’ah, menghilangkan paham
fatalisme. Pemikirannya bahwa umat Islam mundur sebab tidak mengamalkan ajaran
yang sebenarnya. Perlu dihidupkan paham jihad, persatuan umat Islam,
ijtihad.
Materi 3 Klas 10 Sem 1
PEMBAHRUAN PEMIKIRAN ISLAM
1. IBNU TAIMIYAH (1263-1328)
Ibnu
Taimiyah berafiliasi kepada madzhab Imam Ahmad Ibnu Hambal. Dan ia merupakan
pengikut yang faqih dari madzhab ini. Kemudian ia berijtihad sendiri
sehingga mencapai tingkatan seorang mujtahid. Ibnu Taimiyah mengikuti
metodologi Ahmad Ibnu Hambal , yang karenanya prinsip dan metodologi Ibnu
Taimiyah tetap berkisar pada madzhab tersebut. Dalam hal ini ia adalah pelanjut
metodologi literalis Ahmad Ibnu Hambal dan Daud al-Zhahiri.
Inti
dari pemikiran Ibnu Taimiyah berpusat pada seperangkat prinsip yang darinya ia
mengembangkan sebuah pandangan dunia. Prinsip-prinsip ini dapat diringkaskan
sebagai berikut:
1. Perbedaan absolut
antara Pencipta dan yang diciptakan
Ini
merupakan landasan filosofis menyangkut kedudukan Tuhan dan manusia, yang ontologis
berbeda secara mutlak. Prinsip ini nampaknya dipengaruhi oleh polemik Ibnu
Taimiyah dengan paham wahdat al-wujud yang merelatifkan hubungan Tuhan
dan manusia.
2. Wahyu sebagai sistem
yang lengkap dan mencukupi
Merupakan
landasan epistemologis menyangkut kedudukan wahyu sebagai sumber pengetahuan bagi
manusia yang bersifat lengkap dan mencukupi. Prinsip ini nampaknya dipengaruhi
oleh polemik Ibnu Taimiyah dengan para filosof dan rasionalis Mu’tazilah yang
selalu mengedepankan akal dan melakukan ta’wil.
3. Keharusan untuk
selalu kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah, serta memahaminya di bawah
cahaya ajaran-ajaran generasi awal umat Islam (al-Salaf al-Shalih)
Merupakan
landasan aksiologis menyangkut aktualisasi ajaran Islam berdasarkan al-Qur’an,
al-Sunnah dan al-Salaf al-Shalih. Prinsip ini nampaknya dipengaruhi oleh
polemik Ibnu Taimiyah dengan berbagai praktek umat Islam, dan khususnya
kelompok sufi, yang telah melakukan berbagai praktek bid’ah.2. IBNU QOYIM AL JAUZIAH (1292-1350)
Pemikiran-pemikiran Ibnu Qayyim
Mengingat bahwa Ibnu Qayyim merupakan murid utama Ibnu Taimiyah dan bahkan sempat dipenjara bersama gurunya, keyakinan dan pemikirannya, dalam pelbagai persoalan sama persis dengan pemikiran Ibnu Taimiyah; karena itu ia harus dinilai sebagai penyeru pemikiran-pemikiran Ibnu Taimiyah.[9]
Keyakinan-keyakinannya sehubungan dengan sifat-sifat Ilahi meniscayakan pandangan anthropormisme (memiliki bentuk sebagaimana benda) terkait dengan Tuhan. Salah satu persoalan ini, keyakinan terhadap persoalan ini Tuhan dapat ditunjuk jari secara indrawi dimana hal ini membatasi Tuhan pada posisi dan kondisi tertentu.[10Terkait dengan melihat (rukyat) Tuhan dengan mata juga sebagaimana Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim menilai bahwa Tuhan mungkin saja Tuhan dilihat dengan mata dan hal ini mendapat sokongan oleh akal dan syariat. Ia berkata, “Meski di dunia disebabkan oleh kelemahan pandangan kita sehingga tidak dapat melihat Tuhan, namun di akhirat hal ini mungkin saja terjadi.”[11]
Ibnu Qayyim memandang bahwa orang-orang tidak boleh pergi ziarah kubur para nabi.[12] Demikian juga berkumpul di samping kuburan para nabi dan para wali merupakan perbuatan syirik. Ia berkata, “Perbuatan ziarah kubur ini mengandung banyak hal yang merusak di antaranya, salat ke arah kuburan, tawaf di sekeliling kuburan, mencium kuburan dan memohon pertolongan dari orang-orang yang telah dikuburkan, meminta rezeki, kesehatan, supaya dibayarkan hutang serta hilangnya pelbagai kesusahan hidup! Permohonan-permohonan ini adalah permohonan-permohonan yang disampaikan para penyembah berhala kepada berhala-berhala mereka.”[13]
Ibnu Qayyim dalam melanjutkan jalan Ibnu Taimiyah mengingkari pelbagai keutamaan Imam Ali As. Ia berkata, “Hadis-hadis yang dibuat oleh kaum Rafidhi (orang-orang Syiah) terkait dengan Ali bin Abi Thalib sedemikian banyak sehingga tidak dapat dihitung. Kemudian ia mengutip ucapan Abu Ya’la al-Khalili bahwa orang-orang Syiah membuat hadis-hadis terkait dengan keutamaan Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbait sebanyak tiga ratus ribu hadis. Kemudian Ibnu Qayyim al-Jauzi membela ucapan Abu Ya’la ini.[14]
SUMBER : http://www.islamquest.net/id/archive/question/id22440
3. Muhammad Bin Abdul Wahab ( 1703-1787 )
Beliau dilahirkan di Uyainah, sebuah dusun di Najed bagian Timur Saudi Arabia. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga beragama yang ketat di bawah pengaruh mazhab Hanbali, yaitu mazhab yang memperkenalkan dirinya sebagai aliran Salafiyah.
Muhammad Bin Abdul Wahab menamakan gerakannya, “Gerakan Muwahidin yaitu suatu gerakan yang bertujuan untuk mensucikan dan meng-Esakan Allah dengan semurni-murninya yang mudah, gampang dipahami, dan diamalkan persis seperti Islam pada masa permulaan sejarahnya.
Gerakan yang dipimpin Muhammad bin Abdul Wahab ini dinamakan “Gerakan Wahabi” sebagai ejek-ejekan oleh lawan-lawannya.
Hal-hal yang ditekankan oleh gerakan ini adalah :
1.Penyembahan kepada selain Allah adalah salah, dan siapa yang berbuat demikian ia dibunuh.
2.Orang yang mencari ampunan Allah dengan mengunjungi kuburan orang-orang sholeh, termasuk golongan musyrikin.
3.Termasuk perbuatan musyrik memberikan pengantar dalam sholat terhadap nama Nabi-nabi atau wali atau Malaikat ( seperti sayidina Muhammad ).
4.Termasuk kufur memberikan suatu ilmu yang tidak didasarkan atas Alqur’an dan Sunnah, atau ilmu yang bersumber kepada akal pikiran semata-mata.
5.Termasuk kufur dan ilhad yang menginkari “Qadar” dalam semua perbuatan dan penafsiran Qur’an dengan jalan ta’wil.
6.Dilarang memaki buah tasbih dalam mengucapkan nama Tuhan dan do’a-do’a (wirid ) cukup menghitung dengan jari.
7.Sumber syariat Islam dalam soal halal dan haram hanya Alqur’an semata-mata dan sumber lain sesudahnya ialah sunnah Rasul. Perkataan ulama mutakallimin dan fuqaha tentang haram-halal tidak menjadi pegangan, selama tidak didasarkan atas kedua sumber tersebut.
8.Pintu Ijtihad tetap terbuka dan siapapun juga boleh melakukan Ijtihad, asal sudah memenuhi syarat-syaratnya.
Sifat gerakan Wahabi yang keras, lugas, dan sederhana benar-benar tenaga yang sanggup mengoncangkan dan membangkitkan kembali kesadaran kaum muslimin yang sedang lelap tidur dalam kegelapan. Bersama dengan Ibnu Su’ud, pendiri Dinasti Su’udiyah ( Saudi Arabia ) berjuang dengan sikap pantang menyerah. Ibnu Su’ud dalam menjalankan roda pemerintahannya dilhami oleh syaikh Muhammad
Sumber : http://grelovejogja.wordpress.com/2007/08/07/gerakan-pembaharuan-islam-i/
Materi 2 Klas 10 Sem 1
MASA KEJAYAAN ISLAM
Pada Abad ke VII sampai abad X, umat islam telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. ini bisa dilihat dari :
1. Perluasan wilayah meliputi persia, syiria, mesir, serta andalusia.
2. Terdapat sejumlah ilmuwan yang ahli dibidangnya, seperti Imam Malik, Muhammad Bin Idris asy Syafi'i
serta ahmad bin hanbal bidang syaria'at, Washil bin Atha' dan hasan Al asyh'ari bidang ushuludin, Imam
ghozali dan Abu Mansyur al-halaj ahli tasawuf, al kindi, al farabi dan ibnu rusyd ahli fidang filsafat islam,
ibnu sina ar-Razi ahli obat-obatan, jabir ibnu hayyan penemu istilah kimia dan ibnu khaldun ahli dalam
bidang sejarah.
3. Berkembangnyha ilmu pengetahuan yang ditekuni ilmuwan ilmuwan islam seperti astronomi, arsitektur, dan
kesusastraan
UMAT ISLAM ABAD PERTENGAHAN
Masa Kemunduran Islam :
a) Krisis dalam Bidang Sosial PolitikAwalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka.
”Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey,” Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka”.
b) Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang.
c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.
Kebangkitan Kembali Dunia Baru Islam
Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan.
Secara umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakui sejarawan, yakni masa klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa awal pertumbuhan serta perkembangan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai pemimpin agam, saat itu Rasulullah masih dalam masa dakwah dan penyebarluasan agama Islam, Islam pertengahan (1250-1800 M) setelah beberapa abad umat Islam menguasai dunia, di awal abad ke-13 kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi diperhatikan dan ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu. Dan puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah kehancuran Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu khan (cucu Jengis Khan). Ia adalah , serta modern (1800-sekarang). Periode ini merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahw di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam
Materi 1 Klas 10 Sem 1
PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN
Pendidikan kemuhammadiyahan adalah kegiatan pembelajaran mengenai hakikat, visi dan misi pergerakan Muhammadiyah dalam seluruh aspeknya dengan menumbuhkan nilai-nilai dan sikap hidup Islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai ini diwujudkan dalam pandangan, pendirian dan sikap hidup serta perjuangan dalam membela agama Islam sebagaimana tuntunan Rasulullah.
A. TUJUAN MEMPELAJARI PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN
Setidaknya terdapa 3 (tiga) poin penting yang menjadi tujuan kenapa pendidikan kemuhammadiyahan perlu untuk dipelajari setiap Siswa di Sekolah Muhammadiyah. Ketiga poin tersebut adalah :
1. Memberikan pengertian yang sebenarnya terhadap para siswa tentang apa dan bagaimana pergerakan Muhammadiyah itu;
2. Memberikan bekal kepada para calon kader Muhammadiyah, pewaris dan penerus perjuangan Muhammadiyah yang akan dating; dan
3. Memberikan bukti nyata kepada semua pihak bahwa andil amal usaha Muhammadiyah itu semata-mata dalam rangka memajukan manusia serta masyarakat untuk mencapai ridho Allah SWT., baik di dunia maupun akhirat.
B. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN
Pokok-pokok materi Pendidikan Kemuhammadiyahan ini meliputi sejarah Muhammadiyah, landasan Ideologi, landasan operasional pergerakan Muhammadiyah dan landasan struktur organisasi pergerakan Muhammadiyah. Keempat hal ini adlah materi-materi yang akan dibahasa pada pelajaran Kemuhammadiyahan. Berikut adalah Ruang lingkup dan harapan-harapan yang hendak dicapai, antara lain :
1. Sejarah Muhammadiyah.
Dengan materi ini diharapkan dapat diketahui latar belakang dan sebab-sebab berdiri, ide atau cita-cita perjuangan, pertumbuhan, tantangan serta hasil yang dicapai oleh pergerakan Muhammadiyah. Selain itu juga akan diketahui peran Muhammadiyah dalam kancah perjuangan dan kebangkitan Islam di Indonesia pada khususnya dan dunia Islam pada umumnya.
2. Landasan Ideologi
Dengan mempelajari materi diharapkan dapat dikethui kerangka pemikiran Muhammadiyah dalam memperjuangkan dan mewujudkan cita-citanya. Bahan-bahan untuk mempelajari persoalan ideology ini meliputi Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Keperibadian Muhammadiyah, Matan keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dan Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah.
3. Landasan Operasional
Dalam materi ini akan diperkanalkan tentang garis-garis perjuangan pergerakan Muhammadiyah. Adapun bahan-bahan pokok pelajarannya adalah masalah Lima, 12 Langkah Muhammadiyah, Khittah Palembang, Khitta Ponorogo, Khittah Muhammadiyah Tahun 1978 dan Khittah Denpasar.
4. Landasan Struktur Organisasi Pergerakan Muhammadiyah.
Dengan memahami materi ini diharapkan dapat diketahui tata kerja pergerakan Muhammadiyah. Selain itu juga akan dikethui bagaimana cara pergerakan Muhammadiyah. Selain itu juga akan dikethui bagaimana perjuanggannya sesuai dengan garis yang telah ditentukan dalam landasan Ideologi maupun landasan operasionalnya. Adapun bahan-bahan pokok untuk mempelajari struktur dan organisasi pergerakan Muhammadiyah meliputi Anggaran Dasar Muhammadiyah, Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Kaidah Organisasi Muhammadiyah dan peraturan-peraturan yang lainnya.
Sumber Berita: www.pasundanmedia.com
http://www.smam9bekasi.sch.id/berita-pengertian-pendidikan-kemuhammadiyahan.html#ixzz3DFUlzczR
Langganan:
Postingan (Atom)