SISTEMATIKA DAN
PEDOMAN
untuk Memahami Rumusan “Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah”
Bismillahirrahmanirrahim
Sistematika:
1. Rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri
dari lima (5) angka.
2. 5 (Lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
Kelo Kelompok kesatu :
Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat idiologis, ialah angka 1
dan 2 yang berbunyi:
1. Muhammadiyah
adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah dimuka bumi.
2. Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para
Rasul-Nya. Sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi Muhammad saw, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia
dan ukhrawi.
Kelompok kedua : Mengandung persoalan mengenai faham agama
menurut Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi:
3. Muhammdiyah
dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur'an : Kitab
Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
b. Sunnah
Rasul : Penjelasan dan
pelaksanaan ajaran-ajaran al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw.
dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang: a) Aqidah, b) Akhlak, c) Ibadah, d) Mu'amalat
Duniawiyat.
4.1. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.
4.2. Muhammdiyah
bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada
ajaran-ajaran al-Qur'an dan sunah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
ciptaan manusia.
4.3. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah saw. tanpa tambahan dan perubahan manusia.
4.4. Muhammdiyah bekerja untuk terlaksanya mu'amalat duniawiyat
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah
swt.
Kelompok ketiga :
mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam
masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi :
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila,
untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil, makmur dan di
ridloi Allah swt. “BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR”
Pedoman untuk memahami:
Uraian singkat mengenai : “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah”
(3) Pokok-pokok persoalan yang bersifat idiologis yang terkandung dalam
angka 1 dan 2 dari Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah adalah:
a. Asas : Muhammadiyah
adalah Gerakan yang berasas Islam.
b.
Cita-cita/Tujuan : Bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
c. Ajaran yang digunakan : Agama
Islam ialah agama Allah sebagai Hidayah
untuk
melaksanankan dan
Rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
“asas”
dalam mencapai masa, dan
menjamin kesejahteraan hidup material
Cita-cita/tujuan
tersebut dan spiritual, duniawi dan
ukhrawi.
(4) Fungsi “asas” dalam
persoalan keyakinan dan cita-cita hidup adalah sebagai sumber yang menentukan
bentuk keyakinan dan cita-cita hiduip itu sendiri. Berdasarkan Islam artinya
ialah Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita
hidupnya.
Ajaran Islam, yang ini ajarannya berupa kepercayaan “TAUHID” membentuk
keyakinan dan cita-cita hidup, bahwa beribadah kepada Allah demi untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup ber-taqarub
kepada Allah swt. dengan menunaikan amanahnya guna mendapatkan keridloan-Nya.
Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya
didunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (penggantinya), yang
bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan memelihara keamanan
dan ketertibannya untuk memakmurkannya.
(5) Fungsi “cita-cita/tujuan” dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita
Hidup ialah sebagai kelanjutan/konsekuensi daripada “asas”.
Hidup yang berasaskan Islam seperti yang disimpulkan pada ad. 4 di atas,
tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran pendirian bahwa cita-cita, tujuan
yang akan di capai dalam hidupnya didunia ini ialah terwujudnya tata kehidupan
masyarakat yang baik guna mewujudkan kemakmuran dunia dalam rangka ibadahnya
kepada Allah swt.
Dalam hubungan ini Muhammadiyah adalah menegaskan cita-cita/tujuan
perjuangannya dengan “….. sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. (AD Pasal 3).
Bagaimana bentuk/wujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang
dimaksud itu harus dirumuskan dalam suatu konsepsi yang jelas gamblang dan
menyeluruh.
(6) Berdasarkan Keyakinan dan Cita-cita Hidup yang berasas Islam dan
dikuatkan dengan hasil penyidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang
sesuai dengan asasnya dalam mencapai “cita-cita/tujuan” hidup dan perjuangannya
sebagaimana yang dimaksud, hanyalah ajaran Islam.
Sangat perlu adanya rumusan secara kongkrit, sistimatis dan menyelurah
tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia/masyarakat, sebagai isi daripada masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
(7) Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan
pokoknya sebagaimana telah diuraikan dengan singkat di atas adalah di bentuk,
ditentukan, oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama Islam.
Agama Islam adalah sumber Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah adalah merupakan persoalan yang
essensial bagi adanya Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
(8) Paham agama.
8.1. Agama Islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya,
sejak Nabi Adam sehingga Nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw sebagai Nabi terakhir, diutus dengan membawa syari'at
agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa.
Maka dari itu, agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itulah yang
tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa-masa selanjutnya.
اَلدِّيْنُ (اَىِ
الدِّيْنَ اْلاِسْلاَمِيُّ المُحَمَّدِيُّ) هُوَ مَاأَنزَلَهُ اللهُ فِى
الْقُرْآنِ وَمَا جَاءَتْ بِهِ السُّنَّةُ الصَّحِيْحَةُ مِنَ اْلاَوَامِرِ
وَالنَّوَاهِى وَاْلاِرْشَادَاتِ لِصَلاَحِ الْعِبَادِ دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ.
(قرار مجلس الترجيح)
“Agama
yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ialah apa yang diturunkan
Allah di dalam Qur'an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan setiap petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
manusia dunia dan akhirat”. (Putusan Majelis Tarjih).
اَلدِّيْنُ هُوَ
مَاشَرَعَهُ اللهُ عَلَى لِسَانِ أَنْبِيَائِهِ مِنَ اْلاَوَامِرِ وَالنَّوَاهِى
وَاْلاِرْشَادَاتِ لِصَلاَحِ الْعِبَادِ دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. (قرار مجلس
الترجيح)
“Agama adalah apa yang disyari'atkan Allah, dengan
peraturan Nabi-Nabi-Nya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia didunia dan akhirat”. (Putusan Majelis Tarjih).
8.2. Dasar Agama Islam
a. Al-Qur'an : Kitab
Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
b. Sunnah
Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran
al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw.
dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
(nukilan dari Matan)
8.3. Al Qur'an dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya adalah pokok
dasar hukum/ajaran Islam yang mengandung ajaran yang benar.
Akal pikiran/ar Ra'yu adalah alat untuk:
a. Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam al
Qur'an dan Sunnah Rasul;
b. Mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian al Qur'an
dan Sunnah Rasul
Sedang untuk mencari cara dan jalan melaksanakan ajaran al Qur'an dan
Sunnah Rasul dalam mengatur dunia guna kemakmurannya, akal pikiran yang dinamis
dan progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang luas.
Begitu pula akal pikiran bisa mempertimbangkan seberapa jauh pengaruh
keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas maksud-maksud
pokok ajaran agama.
8.4. Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.
8.5. Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama hendaklah
berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba'.
8.6. Muhammadiyah dalam
menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah agama, baik bagi kehidupan
perseorangan ataupun bagi kehidupan Gerakan, adalah dengan dasar-dasar seperti
tersebut di atas, dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya, dengan cara
yang sudah lazim disebut “Tarjih”, ialah membanding-banding pendapat-pendapat
dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunuai alasan yang lebih
kuat.
8.7. Dengan dasar dan cara
memahami agama seperti tersebut di atas, Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran
Islam merupakan “kesatuan ajaran” yang tidak boleh dipisah-pisah dan meliputi:
a. Aqidah : ajaran
yang berhubungan dengan kepercayaan
b. Akhlak : ajaran
yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental
c. Ibadah
(mahdlah) : ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan
tatacara hubungan manusia dengan Tuhan
d. Khalifah
mu'amalah-duniawiat : ajaran yang berhubungan dengan pengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.
dimana semuanya itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan “Tauhid”
dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam ujud dan bentuk hidup dan kehidupan
yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah swt. dalam arti yang luas dan
penuh, seperti arti ibadah yang dirumuskan Majelis Tarjih:
اَلْعِبَادَةُ هِيَ التَّقَرُّبُ اِلَي اللهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ
نَوَاهِيْهِ وَالْعَمَلِ بِمَا أَذِنَ بِهِ الشَّارِعُ وَهِيَ عَامَّةُ وَخَاصَّةٌ
فَالْعَامَّةُ كُلُّ عَمَلٍ أَذِنَ بِهِ الشَّارِعُ وَالْخَاصَّةُ مَا حَدَّدَهُ
الشَّارِعُ فِيْهَا بِجُزْئِيَّاتٍ وَهْيَئَاتٍ وَكَيْنِيَّاتٍ مَخْصُوْصَةٍ (قرار
مجلس الترجيح)
Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan
mentaati segala perintah perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya
dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. Ibadah itu ada yang umum dan ada
yang khusus:
a. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah.
b. Yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu.
(9) Fungsi dan Misi Muhammadiyah
9.1. Berdasarkan Keyakinan dan Cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran
Islam yang murni seperti tersebut di atas, Muhammadiyah menyadari kewajibannya
berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia untuk
mengatur dan membangun tanah air dan Negara Republik Indonesia, sehingga
merupakan masyarakat dan negara adil makmur, sejahtera bahagia, material dan
spiritual yang diridlai Allah swt.
9.2. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan Bangsa Indonesia
sampai dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai Muhammadiyah dari
pada keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru, dan hakekatnya
adalah sesuatu yang wajar.
9.3. Sedang pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan
mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat negara Republik
Indonesia, Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar
dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya.
Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan dipahami dalam “Khittah
Perjuangan Muhammadiyah”.
Selanjutnya untuk memahami secara luas dan mendalam
mengenai Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, perlu dibuat
penjelasan-penjelesan lebih lanjut.
Sumber :
http://khusnulurifah.blogspot.com/2013/04/matan-kayakinan-dan-cita-cita-hidup.html